Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Februari 2014

Gold or GOD




Gold = chemical element with symbol Au and atomic number 79

GOD = in theism, GOD is the creator and sustainer of the universe

Money = is any object or record that is generally accepted as payment for goods and service and repayment of debts in a given socio-economic context or country
sumber: en.wikipedia.org
Pertanyaan di atas pasti pernah kita alami saat kita diperhadapkan untuk berlaku dosa yang disebabkan oleh uang atau memilih tetap dalam kebenaran walaupun akan rugi secara materi/uang. Gold/Emas yang dibahas disini adalah fungsinya sebagai alat tukar/uang/simbol kekayaan.
Mari kita perhatikan apa yang Tuhan katakan mengenai uang dalam Alkitab?
Apakah Tuhan menentang manusia memiliki harta yang banyak? Jawabannya tidak, karena ada beberapa tokoh di Alkitab yang memiliki kekayaan, bahkan ada satu tokoh terkenal yang kekayaannya begitu luar biasa seperti yang tercatat dalam kitab 2 Tawarikh 9:13-28 yang dikenal sebagai raja Salomo. Adapula Abraham, Ayub, Raja-raja Israel seperti Saul, Daud, Murid Tuhan Yesus seperti Yusuf dari Aritmatea, Kornelius, Lidia, Zakheus, dan lain-lain.
Tetapi juga tidak sedikit tokoh di Alkitab yang tidak memiliki kekayaan secara materi. Jadi yang dapat kita simpulkan adalah Tuhan tidak menjadikan kekayaan/uang/materi menjadi tolak ukur terhadap manusia.

Lalu apa yang Tuhan Yesus katakan tentang uang/kekayaan/harta?
1. Lukas 16:13 = "Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon"
2. Matius 19:16-30 = Bercerita mengenai seorang muda yang lebih memilih hartanya daripada keselamatan jiwanya
3. Markus 12:42-44 = Berikut cuplikan ayatnya. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-muridNya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
4. Lukas 8:14 = Kekayaan dan kenikmatan hidup dapat menghimpit iman seseorang kepada Tuhan.

Jadi kekayaan atau harta jika dipergunakan dengan benar maka akan berakhir benar, tapi jika dipergunakan dengan tidak sebagaimana mestinya maka akan menjadi berbahaya. Coba perhatikan bagaimana begitu banyak orang yang dikatakan menjadi budak/hambanya uang, hal ini dikarenakan segenap hidupnya hanya untuk uang dan uang saja. Dan bagaimana akhir hidupnya? Banyak yang kecewa dan tidak menemukan kebahagiaannya di dalamnya. Padahal kita tahu fungsi dari uang sebenarnya adalah sebagai alat tukar terhadap suatu benda atau jasa dimana bentuknya dapat bermacam-macam sesuai kesepakatan yang telah dicapai dalam suatu masyarakat tersebut atau dalam suatu negara. Dan apakah yang dicari oleh manusia jika memiliki kekayaan, bukankah hal tersebut adalah kebahagiaan, kedamaian dan jaminan akan hidupnya selama di dunia?

Mari kita sama-sama membuka pikiran dan hati kita bahwa yang namanya kebahagiaan, kedamaian, keamanan tidak akan kita peroleh dalam harta.Tapi semuanya itu hanya dapat kita peroleh dalam TUHAN yang dapat memberikan semuanya itu. Dan ketahuilah bahwa sumber dari kekayaan yang saat ini kita miliki semua berasal dari Anugrah Tuhan melalui kerja keras kita ataupun melalui ijin Dia.

"Jadi tidak salah jika kita mencari uang, mengumpulkan uang untuk proses kehidupan selama di dunia. Tapi jangan sekalipun memberikan kehidupan kita hanya untuk uang."

"Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, 
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33
 

Kamis, 06 Mei 2010

Tidak Lupa Masa Lalu

Baca: 1 Timotius 1:12-17
Ayat Mas: 1 Timotius 1:14

Ada sebuah dongeng tentang Akhan, kepala istana kepercayaan Baginda Raja, yang memiliki kebiasaan aneh. Setiap pagi sebelum memulai pekerjaannya, ia pergi ke sebuah ruangan yang terletak di belakang istana, dan beberapa saat lamanya berdiam diri di sana. Kebiasaannya itu lama-lama diketahui Baginda Raja. Diam-diam Baginda Raja memeriksa ruangan itu, dan didapati di sana beberapa benda asing: lemari kecil dan kursi tua di pojok ruangan, lalu topi dan sandal petani, serta cangkul di dekatnya.
Baginda Raja pun memanggil Akhan dan bertanya tentang benda-benda itu. Akhan menjelaskan, “Saya adalah anak petani miskin ketika Baginda membawa dan membesarkan saya di istana. Saya menjadi seperti sekarang karena perkenan dan kebaikan Baginda. Setiap hari saya masuk ke ruangan itu dan melihat benda-benda tersebut, untuk mengingatkan diri sendiri, siapa saya dulu.”
Paulus juga tidak pernah melupakan atau menutupi masa lalunya yang kelam. Dan karena itu ia jadi selalu ingat akan kasih karunia Allah dalam hidupnya. “Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi telah dikasihi-Nya,” begitu ia menulis (ayat 13). Tidak heran kalau dalam kondisi apa pun Paulus tidak pernah kekurangan sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan.
Mari kita pun senantiasa mengingat kembali rahmat dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita pada masa lalu; supaya kalau sekarang sukses, kita tidak menjadi sombong dan lupa diri. Sebaliknya kalau tengah dirundung kesusahan, kita tidak menjadi kecil hati atau putus asa, tetap bisa bersyukur dan bersukacita.

Bagaimana kita mengingat dan memaknai masa lalu
akan sangat menentukan langkah kita pada masa kini
sumber: Ayub Yahya - www.renunganharian.net

Rabu, 05 Mei 2010

Kapal Doulos

Kapal Doulos dibuat pada 1914. Pada 2009, kapal ini tercatat sebagai kapal tertua yang masih aktif berlayar. Dalam sejarahnya, kapal ini telah dipakai untuk berbagai fungsi. Untuk mengangkut barang dan imigran, juga sebagai kapal pesiar. Namun sejak 1977, kapal ini dikhususkan untuk melayani Tuhan dengan menyalurkan buku-buku dan ilmu pengetahuan ke berbagai daerah di dunia. Melaluinya, banyak hidup yang telah disentuh dan diubahkan. Tak heran, ketika kapal ini akhirnya dipensiunkan pada akhir 2009 lalu, banyak kenangan indah yang bisa diceritakan seputar kapal tersebut.
Sepanjang masa hidup-Nya di dunia, Yesus juga menyentuh dan mengubah hidup banyak orang. Baik para rasul yang selalu mengikuti-Nya, juga semua orang yang pernah bertemu dan dilayani-Nya. Melalui ucapan, perbuatan, maupun mukjizat-Nya; hidup mereka diubahkan, pengharapan mereka dikukuhkan, iman mereka dikuatkan. Sedemikian luar biasa hidup Yesus, sampai-sampai ketika Rasul Yohanes mengenang-Nya, ia mengakui tidak mampu mencatat semua karya-Nya itu.
Kenangan apa yang akan kita tinggalkan ketika kelak meninggalkan dunia ini? Akan sangat indah kalau kenangan yang ada di benak orang-orang adalah bahwa hidup kita telah menjadi berkat bagi orang lain. Bahwa hidup kita telah menyentuh dan mengubah hidup banyak orang. Karena itu, arahkan hidup kita ke sana. Segera! Sebelum terlambat. Jangan sampai akhirnya kita menutup hidup ini dalam penyesalan, karena sadar bahwa ternyata hidup kita tidak berdampak. Bahwa tidak ada orang yang pernah kita sentuh dan ubah.

Kenangan apa yang akan orang ingat tentang hidup kita
Kelak sesudah kita meninggal?


sumber: Alison Subiantoro - www.renunganharian.net

Senin, 03 Mei 2010

Kisah Arloji Yang Hilang

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.
Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.
Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.
"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?", tanya si tukang kayu.
"Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu.
Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan'. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. "Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin." (Pengkhotbah 4:6). "

dikutip dari www.cerita-kristen.com

BUNGA CANTIK DALAM POT YANG RETAK

Rumah kami langsung berseberangan dengan pintu masuk RS John Hopkins di Baltimore. Kami tinggal dilantai dasar dan menyewakan kamar-kamar lantai atas pada para pasien yang ke klinik itu.
Suatu petang dimusim panas, ketika aku sedang menyiapkan makan malam, ada orang mengetuk pintu. Saat kubuka, yang kutatap ialah seorang pria dengan wajah yang benar buruk sekali rupanya. "Lho, dia ini juga hampir cuma setinggi anakku yang berusia 8 tahun," pikirku ketika aku mengamati tubuh yang bungkuk dan sudah serba keriput ini. Tapi yang mengerikan ialah wajahnya, begitu miring besar sebelah akibat bengkak, merah dan seperti daging mentah., hiiiihh...!
Tapi suaranya begitu lembut menyenangkan ketika ia berkata, "Selamat malam. Saya ini kemari untuk melihat apakah anda punya kamar hanya buat semalam saja. Saya datang berobat dan tiba dari pantai Timur, dan ternyata tidak ada bis lagi sampai esok pagi." Ia bilang sudah mencoba mencari kamar sejak tadi siang tanpa hasil, tidak ada seorangpun tampaknya yang punya kamar.
"Aku rasa mungkin karena wajahku .. Saya tahu kelihatannya memang mengerikan, tapi dokterku bilang dengan beberapa kali pengobatan lagi..."
Untuk sesaat aku mulai ragu2, tapi kemudian kata2 selanjutnya menenteramkan dan meyakinkanku: "Oh aku bisa kok tidur dikursi goyang diluar sini, di beranda samping ini. Toh bis ku esok pagi2 juga sudah berangkat."Aku katakan kepadanya bahwa kami akan mencarikan ranjang buat dia, untuk beristirahat di beranda.
Aku masuk kedalam menyelesaikan makan malam. Setelah rampung, aku mengundang pria tua itu, kalau2 ia mau ikut makan. "Wah, terima kasih, tapi saya sudah bawa cukup banyak makanan." Dan ia menunjukkan sebuah kantung kertas coklat. Selesai dengan mencuci piring2, aku keluar mengobrol dengannya beberapa menit. Tak butuh waktu lama untuk melihat bahwa orang tua ini memiliki sebuah hati yang terlampau besar untuk dijejalkan ke tubuhnya yang kecil ini.
Dia bercerita ia menangkap ikan untuk menunjang putrinya, kelima anaknya, dan istrinya, yang tanpa daya telah lumpuh selamanya akibat luka di tulang punggung. Ia bercerita itu bukan dengan berkeluh kesah dan mengadu; malah sesungguhnya, setiap kalimat selalu didahului dengan ucapan syukur pada Allah untuk suatu berkat! Ia berterima kasih bahwa tidak ada rasa sakit yang menyertai penyakitnya, yang ternyata semacam kanker kulit. Ia bersyukur pada Allah yang memberinya kekuatan untuk bisa terus maju dan bertahan.
Saatnya tidur, kami bukakan ranjang lipat kain berkemah untuknya di kamar anak-anak kami. Esoknya waktu aku bangun, seprei dan selimut sudah rapi terlipat dan pria tua itu sudah berada di beranda. Ia menolak makan pagi, tapi sesaat sebelum ia berangkat naik bis, ia berhenti sebentar, seakan meminta suatu bantuan besar, ia berkata, "Permisi, bolehkah aku datang dan tinggal disini lagi lain kali bila aku harus kembali berobat? Saya sungguh tidak akan merepotkan anda sedikitpun. Saya bisa kok tidur enak dikursi."Ia berhenti sejenak dan lalu menambahkan, "Anak-anak anda membuatku begitu merasa kerasan seperti di rumah sendiri. Orang dewasa rasanya terganggu oleh buruknya wajahku, tetapi anak-anak tampaknya tidak terganggu."
Aku katakan silahkan datang kembali setiap saat. Ketika ia datang lagi, ia tiba pagi-pagi jam tujuh lewat sedikit. Sebagai oleh-oleh, ia bawakan seekor ikan besar dan satu liter kerang oyster terbesar yang pernah kulihat. Ia bilang, pagi sebelum berangkat, semuanya ia kuliti supaya tetap bagus dan segar. Aku tahu bisnya berangkat jam 4.00 pagi, entah jam berapa ia sudah harus bangun untuk mengerjakan semuanya ini bagi kami. Selama bertahun-tahun sejak ia datang dan tinggal bersama kami, tidak pernah sekalipun ia datang tanpa membawakan kami ikan atau kerang oyster atau sayur mayur dari kebunnya. Beberapa kali kami terima kiriman lewat pos, selalu lewat kilat khusus, ikan dan oyster terbungkus dalam sebuah kotak penuh daun bayam atau sejenis kol, setiap helai tercuci bersih. Mengetahui bahwa ia harus berjalan sekitar 5 km untuk mengirimkan semua itu, dan sadar betapa sedikit penghasilannya, kiriman-kiriman dia menjadi makin bernilai...
Ketika aku menerima kiriman oleh-oleh itu, sering aku teringat kepada komentar tetangga kami pada hari ia pulang ketika pertama kali datang. "Ehhh, kau terima dia bermalam ya, orang yang luar biasa jelek menjijikkan mukanya itu? Tadi malam ia kutolak. Waduhh, celaka dehh.., kita kan bakal kehilangan langganan kalau nerima orang macam gitu!"
Oh ya, memang boleh jadi kita kehilangan satu dua tamu. Tapi seandainya mereka sempat mengenalnya, mungkin penyakit mereka bakal jadi akan lebih mudah untuk dipikul. Aku tahu kami sekeluarga akan selalu bersyukur, karena sempat dan telah mengenalnya; dari dia kami belajar apa artinya menerima yang buruk tanpa mengeluh, dan yang baik dengan bersyukur kepada Allah.
Baru-baru ini aku mengunjungi seorang teman yang punya rumah kaca. Ketika ia menunjukkan tanaman-tanaman bunganya, kami sampai pada satu tanaman krisan [timum] yang paling cantik dari semuanya, lebat penuh tertutup bunga berwarna kuning emas. Tapi aku jadi heran sekali, melihat ia tertanam dalam sebuah ember tua, sudah penyok berkarat pula. Dalam hati aku berkata,"Kalau ini tanamanku, pastilah sudah akan kutanam didalam bejana terindah yang kumiliki."
Tapi temanku merubah cara pikirku. "Ahh, aku sedang kekurangan pot saat itu," ia coba menerangkan, "dan tahu ini bakal cantik sekali, aku pikir tidak apalah sementara aku pakai ember loak ini. Toh cuma buat sebentar saja, sampai aku bisa menanamnya di taman."
Temanku pastilah terheran-heran sendiri karena melihat aku tertawa begitu gembira, tapi aku membayangkan kejadian dan skenario seperti itu disurga. "Hah, yang ini luar biasa bagusnya," mungkin begitulah kata Allah saat Ia sampai pada jiwa nelayan tua baik hati itu." Ia pastilah tidak akan keberatan memulai dulu di dalam badan kecil ini." Semua ini sudah lama terjadi, dulu dan kini, di dalam taman Allah, betapa tinggi seharusnya berdiri jiwa manis baik ini.

"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b) 

"Your failure is not a reason for GOD to stop loving you"
GBU all "

dikutip dari www.cerita-kristen.com