Ayat Mas: 1 Timotius 1:14
Ada sebuah dongeng tentang Akhan, kepala istana kepercayaan Baginda Raja, yang memiliki kebiasaan aneh. Setiap pagi sebelum memulai pekerjaannya, ia pergi ke sebuah ruangan yang terletak di belakang istana, dan beberapa saat lamanya berdiam diri di sana. Kebiasaannya itu lama-lama diketahui Baginda Raja. Diam-diam Baginda Raja memeriksa ruangan itu, dan didapati di sana beberapa benda asing: lemari kecil dan kursi tua di pojok ruangan, lalu topi dan sandal petani, serta cangkul di dekatnya.
Baginda Raja pun memanggil Akhan dan bertanya tentang benda-benda itu. Akhan menjelaskan, “Saya adalah anak petani miskin ketika Baginda membawa dan membesarkan saya di istana. Saya menjadi seperti sekarang karena perkenan dan kebaikan Baginda. Setiap hari saya masuk ke ruangan itu dan melihat benda-benda tersebut, untuk mengingatkan diri sendiri, siapa saya dulu.”
Paulus juga tidak pernah melupakan atau menutupi masa lalunya yang kelam. Dan karena itu ia jadi selalu ingat akan kasih karunia Allah dalam hidupnya. “Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi telah dikasihi-Nya,” begitu ia menulis (ayat 13). Tidak heran kalau dalam kondisi apa pun Paulus tidak pernah kekurangan sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan.
Mari kita pun senantiasa mengingat kembali rahmat dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita pada masa lalu; supaya kalau sekarang sukses, kita tidak menjadi sombong dan lupa diri. Sebaliknya kalau tengah dirundung kesusahan, kita tidak menjadi kecil hati atau putus asa, tetap bisa bersyukur dan bersukacita.
Bagaimana kita mengingat dan memaknai masa lalu
akan sangat menentukan langkah kita pada masa kini
sumber: Ayub Yahya - www.renunganharian.net
Tidak ada komentar :
Posting Komentar